Danrindam XVIII/KSR, Resmi Tutup Upacara Tradisi Pembaretan Dikjurbaif dan Dikjurtaif

Danrindam XVIII/KSR, Brigjen Yusuf Sampetoding, S.I.P., secara resmi menutup Upacara Tradisi Pembaretan Dikjurbaif Abit Dikmaba Infanteri TNI AD Gelombang I TA 2025 dan Dikjurtaif Abit Dikmata Infanteri TNI AD Gelombang II TA 2025, yang digelar di Lapangan Upacara Mako Rindam XVIII/KSR, Manokwari Selatan, pada Senin (13/10/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Danrindam XVIII/KSR melakukan penyematan brevet kualifikasi Infanteri terhadap 133 Bintara Infanteri dan 437 Tamtama Infanteri. Menurutnya, tradisi Pembaretan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan seorang prajurit infanteri.

Dalam amanat Danpussenif Letjen TNI Iwan Setiawan, S.E., M.M., yang dibacakan Danrindam XVIII/KSR, Yuddhawastu Pramukha merupakan program latihan yang diberikan khusus dengan kondisi medan, cuaca yang bervariasi, dan faktor taktis lainnya. “Latihan ini diberikan untuk membekali para Prajurit Infanteri dalam penguasaan teknis dan taktis di lapangan dalam situasi perang dan selain perang. Sehingga kehandalan seorang Prajurit Infanteri dapat dijelaskan kemampuan yang mencakup ketangguhan fisik, mental, serta profesionalisme tinggi dalam berbagai aspek tugas militer,” kata Danpussenif.

Selain itu, Prajurit Infanteri harus mampu bergerak dan bertempur di berbagai medan dan cuaca, menguasai kemampuan menembak dengan kualifikasi terbaik, dan memiliki kemampuan bela diri. Hal ini merupakan bagian dari upaya modernisasi peningkatan kemampuan tempur untuk menjawab tantangan tugas perang di masa depan yang semakin kompleks.

“Sebagai Prajurit Infanteri, kita harus menyambut pembentukan Yonif baru ini dengan semangat tinggi dan mental juang yang tangguh,” ungkapnya.

Sebelum mengakhiri amanat ini, saya menyampaikan beberapa penekanan yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan tugas, salah satunya adalah: “Jaga nama baik Korps Infanteri, karena setiap langkah kita mencerminkan wibawa dan kehormatan di satuan ini,” tutupnya.

You might also like